Harta Akan Dicukupkan Bagi Mereka yang Bersyukur
Tema : Harta Membawa Nikmat dan Laknat
Judul : Harta Akan Dicukupkan Bagi
Mereka yang Bersyukur
Nama
: Vici Aidil Faizin
Npm
: 2003110009
Kelas
: A3 IKO PAGI
Mata Kuliah : Muamalah
Universitas :
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Fakultas
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan dimana manusia tidak akan
bisa terpisah darinya. Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik
Allah SWT, dimana Allah telah menitipkannya kepada manusia untuk menguasai
harta tersebut sehingga orang tersebut sah untuk memilikinya. Tetapi sebagai
manusia yang tidak pernah merasa cukup, kita sering kali lupa bahwasanya semua
harta tersebut hanyalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Kita sering kali
mengatakan kekayaan yang kita dapat hanyalah semata-mata karena usaha dan kerja
keras kita, kita sombong akan kekayaan yang kita miliki, kita lupa bahwa
terdapat campur tangan Allah didalamnya yang mengatur seluruh perjalanan harta
tersebut agar dapat sampai kepada kita. Bahkan tidak sedikit dari kita
terkadang benar-benar mengetahui bagaimana cara memperoleh harta tersebut
secara halal ataupun harta yang kita dapatkan tersebut apa benar halal pada hakikatnya.
Allah SWT punya cara-Nya sendiri dalam menguji ketaatan hamba-Nya, ada yang
diberi kemudahan harta yang bergelimang untuk mengetahui apakah harta yang
dititipkan-Nya dipergunakan dan dibagikan ketempat-tempat yang diridhoi-Nya,
ataukah harta tersebut dihambur-hamburkan kepada hal-hal yang sesungguhnya
dilarang oleh Allah SWT. Ada pula orang-orang yang hidupnya pas-pasan atau
mungkin serba kekurangan, Allah juga menguji hamba-Nya tersebut apakah dia
sanggup bersabar dan tetap taat kepada Allah serta tetap selalu berusaha,
ataukah hamba tersebut selalu menyalahkan Tuhan-Nya atas apa yang dia alami dan
tidak mau berusaha untuk memperbaiki keadaan tersebut.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7). lafal syukr- yang terdiri atas
kata syin, kaf, dan ra’, secara bahasa, kata ini bermakna
membuka, menampakkan, menyingkap, dan menunjukkan. Ahmad ibn Faris
dalam karyanya Maqayis al-Lughah mengemukakan empat makna dari kata
ini. Pertama, adalah pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh seseorang.
Kedua, syukr juga bermakna penuh atau lebat. Dengan demikian,
dua makna tersebut korelatif dengan sikap manusia yang ridha dan puas atas
nikmat Allah SWT, baik banyak maupun sedikit. Melalui makna dasar tersebut
itulah, maka tergambar bahwa siapa yang merasa puas dengan perolehan yang
sedikit setelah berusaha dengan maksimal, maka hakikatnya dia akan memeroleh
nikmat yang banyak, lebat, dan subur, mengingat balasan Allah tidak selalu
dalam bentuk material yang kasat mata.
Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur sangat sulit
ditemukan. Padahal bersyukur merupakan obat paling mujarab untuk mengobati
semua penyakit hati. Sekecil apa pun nikmat bila disyukuri maka akan terasa
besar. Maka bersyukurlah setiap hari. Namun masih banyak orang yang kurang
bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Bahkan mereka tidak
menyadarinya akan nikmat tersebut. Orang yang lupa dan tidak pernah bersyukur
maka hidupnya akan menderita, dan orang yang tidak mau bersyukur disebut kufur
nikmat Allah. Kurang syukur bisa membuat kita tersesat dalam kegelapan dunia.
Apa yang didapatkan selalu dirasa kurang dan tidak bisa dinikmati. Hati
terus-menerus cemas dan gelisah memikirkan dan mengejar apa yang tidak
dimiliki. Jika sifat seperti ini ada di dalam hati orang yang sangat kaya raya
sekalipun, maka seterusnya ia akan merasa miskin dan sempit. Sedangkan jika
rasa syukur senantiasa ada di dalam hati orang yang sangat miskin sekalipun,
maka ia akan merasakan kekayaan, ketenangan, dan kelapangan. Terdapat beberapa
tanda orang-orang yang kurang bersyukur akan nikmat Allah, diantaranya adalah Ketika
seseorang kesulitan mengucap terimakasih atas bantuan atau pemberian dari
sesama manusia, sekali pun dari seorang yang statusnya lebih rendah darinya,
hal tersebut merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur. Sebagaimana sabda
Rasulullah: ”Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterimakasih) kepada
manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah,” (HR Tirmidzi No.
1877). Banyak orang yang tidak berterimakasih pada orang lain hanya karena
merasa kebaikan yang diperoleh tersebut merupakan haknya, atau merupakan
kewajiban orang yang memberi. Padahal, orang yang pandai bersyukur tidak akan
bersikap demikian. Seseorang yang pandai bersyukur akan senantiasa menghargai
segala kebaikan sekecil apa pun, karena pada hakikatnya apapun yang
diperolehnya dari manusia merupakan pemberian Allah. Kemudian, Seseorang
yang pandai bersyukur sudah pasti menjadikan segala aktivitasnya bernilai
ibadah, baik itu pekerjaannya, makannya atau tidurnya. Serta mereka akan
memperbanyak ibadah khusus seperti berdzikir, salat sunah, sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rasulullah. Maka bisa dipastikan pula orang yang lalai,
sedikit ibadahnya, sedikit waktu yang digunakan untuk mengingat Allah, menjadi
Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur. Kemudian, Waspadalah dengan rasa iri
dan dengki. Jika kita memelihara sifat ini, bisa jadi kita bukanlah seorang
yang bersyukur pada Allah, karena masih saja membanding-bandingkan nikmat yang
diperoleh orang lain dengan yang kita dapatkan. Yang terakhir adalah, Tanda
seseorang selalu bersyukur adalah selalu tersenyum ketika Allah berkehendak
lain yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika dia sering mengeluh
merupakan Tanda Orang Yang Kurang Bersyukur. Saat kita sudah merasa lapang akan
hal itu, maka nilai-nilai syukur sudah menjadi karakter dalam diri kita dan
tentu akan selalu mengiyakan semua pilihan-Nya. Orang yang selalu bersyukur
juga tidak akan mudah mengeluh, karena orang yang senantiasa bersyukur akan
selalu memiliki sikap ketawadhu’an atas semua yang Allah perintahkan kepadanya
Mungkin
sebagian dari kita sering bertanya-tanya, bagaimana caranya untuk bersyukur
atas rezeki harta yang sudah diberikan? Jawabannya adalah dengan menunaikan
zakat, karena dengan melaksanakan perintah-Nya diiringi dengan rasa syukur,
nikmat harta itu akan menambah keberkahan harta. Dan diantara bentuk keberkahan
itu adalah semakin dibanyakkan nikmat yang diterima dari Allah. “Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari
yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubat: 71). Limpahan harta yang
diberikan Allah bukanlah semata-mata untuk kita sendiri. Ingat, ada hak fakir
miskin yang harus kita tunaikan, dengan menyisihkan 2,5% dari harta kita, Allah
menjanjikan kebaikan yang berlipat ganda bagi hamba-Nya yang taat. Maka dari itu
salah satu cara untuk bersyukur atas rezeki yang sudah diberikan oleh Allah SWT
adalah dengan menzakatkan sebagian dari harta yang kita miliki kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.
Komentar
Posting Komentar